Generasi yang sehat sebagai 1ndicator pengukuran kualitas hidup suatu Negara. Salah satu diantara program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah Program Indonesia Sehat. Satu diantara tiga pilarnya berupa upaya pelayanan promotif dan preventif melalui pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program (Yulizawati, 2016).
Berkenaan dengan pentingnya peran promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan, telah ditetapkan kebijakan Nasional Promosi Kesehatan sesuai dengan Surat keputusan menteri kesehatan Nomor 193/Menkes/SK/X/ 2004. Kebijakan dimaksud juga didukung dengan Surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah (Karwati, Dewi dan Sri, 2010).
Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan mampu memberikan pelayanan yang terintegrasi didalam 1000 hari pertama kehidupan. Dalam memberikan asuhan kepada klien, berpedoman terhadap filosofi kebidanan guna tercapainya kualitas pelayanan (ICM, 2011).
Bidan di komunitas memiliki peran salah satunya sebagai pelaksana dan ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas meliputi upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif) yaitu memberikan informasi dan pendidikan kesehatan, upaya pencegahan (preventif) yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga dan kelompok masyarakat, diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, meminimalkan kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitatif), serta kemitraan (Karwati, Dewi dan Sri, 2010).
Asuhan kebidanan secara promotif dan preventif yang dapat dilakukan salah satunya adalah peningkatan status kesehatan keluarga, diharapkan keluarga tersebut mau dan mampu meningkatkan roduktivitasnya dengan kemampuan yang dimiliki oleh keluarga tersebut. Salah satu masalah kesehatan keluarga yang dihadapi Indonesia pada saat ini adalah kebiasaan merokok dalam keluarga. Asap rokok tidak hanya merugikan bagi perokok aktif tetapi juga bagi perokok pasif apalagi bila di dalam keluarga tersebut terdapat ibu hamil.
Seorang perokok pasif akan mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif 1-5 batang perhari. Perempuan yang merokok pada kehamilan trimester kedua dan tiga mempunyai resiko yang sama bila merokok selama kehamilan. Bayi yang lahir dari seorang perokok bukan hanya mempunyai berat badan lahir rendah, tetapi juga ukuran panjang tubuh, kepala dan dada yang lebih kecil. Hampir semua
komplikasi pada plasenta dapat ditimbulkan oleh rokok meliputi abortus, solusio plasenta, BBLR, dan plasenta previa. Hal ini akan meningkatkan kematian neonatus dan sindroma kematian janin mendadak (SIDH). Selain itu komplikasi ketuban pecah dini dan persalinan kurang bulan juga dapat terjadi (Prawirohardjo, 2010).
Hasil penelitian yang dilakukan di Taiwan Selatan ditemukan hasil bahwa 47,8% ibu hamil terpapar asap rokok dan sering terjadi ketika di rumah. Selain itu, asap rokok juga berhubungan dengan kejadian lahirnya bayi dengan berat lahir rendah. (Huang, et all, 2017). Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia berada pada urutan ketiga tertinggi setelah Cina dan India dalam jumlah perokok usia dewasa (WHO, 2012).. Hasil data dari Indonesia wanita yang merokok sekitar 2,3%, sedangkan pada ibu hamil sekitar 1,7%, (Astuti, 2016).
Optimalisasi menuju Indonesia sehat khusunya dalam upaya memberikan tindakan promotif dan preventif tidak lepas dari dukungan pemerintah. Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui beberapa program diantaranya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), diantaranya melalui paket manfaat promotif dan preventif pada JKN meliputi penyuluhan kesehatan perorangan (KIE Kespro), Imunisasi Dasar (Vaksin disediakan oleh Pemerintah), Keluarga Berencana (Alat
Kontrasepsi disediakan oleh BKKBN bagi seluruh PUS peserta JKN) dan skrining kesehatan (Pemeriksaan IVA, Pap Smear, penawaran tes HIV kepada Ibu hamil pada saat ANC).